Beritaindonesia.id — Ramadan tahun ini memang berbeda. Gara-gara pandemi Covid-19, segala kegiatan keagamaan yang menyebabkan kerumunan massa dihentikan sementara demi menahan laju persebaran virus.
Salah satu yang terdampak dari pembatasan kegiatan agama ini adalah khatib, dai, guru ngaji, dan tokoh agama lainnya. Pembatasan itu turut menangguhkan penghasilan mereka terutama saat bulan suci ramadan.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily, meminta pemerintah memperhatikan nasib para guru ngaji, para khatib, juga tokoh-tokoh agama di tengah pandemi Covid-19. Menurut Ace bulan Ramadan ini buat para kyai dan para khatib merupakan ladang untuk mendapatkan berkah.
“Namun gara-gara Covid-19, tidak ada kultum dalam tarawih. Setidaknya biasanya para ustaz mendapatkan 500 ribu sampai 1 juta, sekarang sama sekali mereka tidak dapat. Kita terus terang saja, ini adalah ladang mereka mendapat berkah,” kata Ace dalam keterangan persnya, Senin (11/5/2020).
Dengan adanya pembatasan atau peniadaan khutbah maka para khatib tidak mendapatkan penghasilan dari kegiatan keagamaan yang biasa dilakukannya, dan ini sudah berlangsung hampir dua bulan.
Politisi Partai Golkar tersebut meminta agar Menteri Agama menyampaikan kepada Presiden agar dialokasikan anggaran bagi para guru-guru ngaji, para khatib dan tokoh agama. Negara wajib memikirkan nasib mereka.
“Kita harus memikirkan mereka. Pada rapat yang lalu sudah disampaikan bahwa yang harus jadi fokus Kemenag adalah ranah Kemenag yang terdampak salah satunya adalah guru ngaji, para ustadz, para ulama. Kita semua bicara soal ojek online dan rakyat yang lain. Itu juga penting. Tapi juga harus kita pikirkan ini para pembimbing umat,” jelasnya.
Ace mengimbau agar dalam rapat-rapat terbatas dengan presiden masalah ini bisa disampaikan. Menurutnya, Menteri Agama bisa menyampaikan dalam rapat terbatas mengenai pengalokasian anggaran, stimulus fiskal bagi para tokoh-tokoh agama.
“Karena mereka juga terdampak. Bukan hanya stimulus ekonomi misalnya bagi pengusaha yang jelas sudah kaya, tapi guru ngaji, kemudian para tokoh ulama, itu juga menurut saya penting untuk diperhatikan. Walaupun saya yakin mereka tidak meminta, tapi negara harus adil memikirkan mereka,” tegas Ace. (endra/fajar)