Beritaindonesia.id, LONDON—Sejumlah
rumah sakit di Inggris kesulitan kantong mayat di tengah pandemi virus corona. Union
GMB mengklaim rumah sakit di Surrey telah meminta staf membungkus mayat dengan lembaran
plastik.
Direktur pemakaman dan badan amal
penanggulangan bencana saat ini tengah turun tangan membantu rumah sakit yang membutuhkan
lebih banyak kantong mayat dan alat pelindung diri (APD). Pengurus diminta
untuk membagikan persediaan mereka untuk menutupi kekurangan.
Michael Tiney, kepala Southall
Funeral Service di London Barat mengatakan dua rumah sakit di ibu kota telah
meminta APD, termasuk celemek sekali pakai. Dia mengatakan kepada Metro.co.uk:
“Ada kekurangan kantong mayat. Kami mencoba untuk membantu sebanyak
mungkin tetapi kami juga membutuhkan sumber peralatan juga.”
Tiney mengatakan bahwa mereka
hanya bisa memberikan 20 kantong mayat ke salah satu rumah sakit yang
menghubungi mereka. Permintaan untuk perusahaannya menurutnya telah mencapai
rekor tertinggi.
Komentar Tiney datang ketika
Sekretaris Kesehatan, Matt Hancock berjanji untuk memastikan semua orang yang
bekerja dalam perawatan kritis memiliki sarung tangan, celemek, masker dan
kantong mayat yang mereka butuhkan.
Direktur amal kemanusiaan Khalsa
Aid, Ravi Singh mengatakan, mereka sudah menyumbangkan 130 kantong mayat kepada
Rumah Sakit Hillingdon dan St Mary di London selama beberapa minggu terakhir.
Organisasinya, yang menyediakan bantuan bencana dan dukungan kemanusiaan di
seluruh dunia, memiliki sekitar 800.
Singh, dari Slough, mengatakan,
negara ‘tidak siap’ untuk krisis kesehatan seperti itu. “Tidak pernah
dalam sejuta tahun kita berpikir kita akan membutuhkannya di negara kita
sendiri. Ini benar-benar sangat mengejutkan,” ujarnya.
Rumah Sakit Universitas St Helier NHS Trust telah
diperintahkan untuk menggunakan lembaran plastik untuk mengangkut pasien yang
meninggal karena kantong mayat telah ‘habis’. Staf mereka khawatir tentang
peralatan yang menipis yang menempatkan mereka pada ‘risiko’ tertular Covid-19.
Sementara itu, staf NHS
mengatakan mereka terpaksa memotong tirai rumah sakit untuk membuat baju
pelindung dan menggunakan potongan plastik sebagai masker karena kurangnya alat
pelindung diri (APD).
Para pegiat mengatakan pekerja
lain menggunakan plastik dari B&Q untuk membuat masker atau menggunakan
kacamata plastik dari sekolah anak-anak mereka. Kelompok advokasi EveryDoctor,
Dr. Julia Patterson mengatakan kepada Mirror: “Petugas kesehatan yang luar
biasa harus membuat APD buatan rumah dari gorden.”
Tanpa ketersediaan APD, Pemerintah
menempatkan staf perawatan intensif dalam risiko besar. Sekretaris Kesehatan
Matt Hancock telah meluncurkan rencana mengakhiri kekurangan APD. Termasuk mempercepat
distribusi ke rumah sakit dari satu pengiriman setiap tiga hari menjadi per
hari dan meningkatkan pembelian APD dari luar negeri.
Sebanyak 8.958 orang di Inggris
kini telah meninggal karena virus korona dengan 980 kehilangan nyawa antara
Kamis dan Jumat. Kemarin, jumlah kematian harian di Inggris melampaui total
harian terburuk yang tercatat di Italia dan Spanyol.
Berbicara pada konferensi pers
Downing Street kemarin, Hancock mengatakan 19.116 tes virus corona dilakukan di
seluruh Inggris Raya pada hari Kamis, di mana 5.706 dinyatakan positif. Jumlah
orang di rumah sakit yang telah dites positif untuk penyakit ini berjumlah
19.304. (amr)