Beritaindonesia.id,JAKARTA– Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA memperkirakan pandemi Covid-19 bakal mereda pada Juli-September 2020. Sementara tercapainya level 99 persen untuk kasus Indonesia diperkirakan terjadi pada bulan Juni.
Perkirakan itu merupakan hasil dari riset yang dilakukan LSI Denny JA yang mengolah tiga sumber data dan informasi. Worldometer data dunia virus Korona, Singapore University of Technology and Design, dan berbagai hasil riset lainnya
Berbeda dengan umumnya riset LSI Denny JA, riset ini bertujuan mengolah data sekunder. Jadi bukan survei opini publik. Sebab yang digali bukanlah persepsi publik atas virus Korona.
Kali ini riset LSI Denny JA ingin membaca trend data dunia dan Indonesia atas kasus Korona. Riset ini, menurut Denny, ingin menjawab apakah dan kapankah puncak pandemik terlampaui.
“Jadi riset ini bagian dari upaya, menjawab pertanyaan bisakah kita prediksi kapan pandemik berakhir,” ungkap Denny JA dalam keterangan tertulis pada JawaPos.com, Rabu (29/4).
Dalam riset itu disimpulkan, Pertama, 99 persen kasus virus Korona (Covid-19) selesai sebelum vaksin untuk virus itu ditemukan. Bulan Juli- September 2020 adalah rentang waktu dimana virus Korona tak lagi menjadi masalah bagi dunia.
“Di era itu, yang terpapar virus Korona tentu tetap ada. Namun jumlah kasus baru terpapar grafiknya menurun signifikan. Puncak pandemik sudah dilewati,” ungkap Denny.
Kedua, negara Indonesia termasuk negara menengah (Kategori B) dari sisi kecepatan menyelesaikan kasus virus Korona untuk mencapai level 99 persen tuntas. “Tercapainya level 99 persen itu untuk kasus Indonesia diperkirakan di bulan Juni 2020,” kata Denny.
Kategori A (penanganan cepat), Kategori B (penanganan menengah), dan Kategori C (penanganan lambat). Disebut cepat jika 99 persen tuntas itu terjadi paling telat di akhir Mei 2020. Disebut sedang jika 99 persen tuntas di bulan Juni 2020. Disebut lambat jika 99 persen tuntas terjadi setelah bulan Juni 2020.
Sementera itu, yang dimaksud dengan 99 persen tuntas, kata Denny, adalah situasi dimana penambahan kasus baru hari per hari menunjukkan grafik yang konsisten menurun. Meskipun tidak berarti tak ada lagi korban baru yang terpapar virus. Namun jumlahnya dilihat dari grafik sudah sangat menurun.
“Tentu ini dengan asumsi aneka protokol kesehatan yang digariskan WHO dan pemerintah RI dipatuhi. Antara lain social distancing, work from home, larangan mudik, dan sebagainya,” paparnya.
Ketiga, 100 persen Indonesia dan dunia bebas dari virus Korona ketika vaksin atas virus itu ditemukan. Rentang waktu penemuan virus sekitar Mei- Juli 2021. “Ketika vaksin ditemukan, virus Korona berubah efeknya hanya seperti penyakit biasa yang tak lagi mematikan,” ungkap Denny. (jpc)