OKU TIMUR – Salah satu rendahnya capaian kualitas pendidikan di daerah, salah satu penyebabnya karena pemerintah daerah tidak melaksanakan amanat UUD yang mewajibkan alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBD. Namun jika melihat postur anggaran pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur) tentu sangat mengejutkan.
Berdasarkan dara Neraca Pendidikan Daerah (NPD) Kemendikbud RI, pemerintah daerah OKU Timur pada tahun 2019 telah mangalokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 29,30 persen termasuk transfer dari pusat, jika murni anggaran dari APBD atau di luar transfer pusar berada di angka 22,62 persen.
Oleh sejumlah pihak hal tersebut merupakan bagian dari prestasi daerah dengan alokasi anggaran yang cukup besar. Namun ironisnya, anggaran pendidikan yang besar di Kabupaten OKU Timur belum diprioritaskan untuk peningkatan akses pendidikan khsusnya menyikapi angka anak putus sekolah.
Data NPD Kemendikbud tahun 2019 mencatat, Angka Partisipasi Murni (APM) anak di jenjang SD/sederajat berada di angka 90,90 persen, sedangkan jenjang SMP/sederajat 75,02 persen dan SMA/sederajat di angka 62,77 persen.
Jika melihat temuan data tersebut, tentu masih banyak jumlah anak di jenjang SD/SMP/SMA sederajat yang masih putus sekolah. Khususnya di jenjang SMP/sederajat ada sekitar 25 persen dan SMA/sederajat sekitar 37 persen anak tidak bersekolah.
Menanggapi hal tersebut, calon Bupati OKU Timur H Lanosin Hamzah menyampaikan bahwa banyak problem pendidikan di OKU Timur yang memang harus diselesaikan, seperti problem angka putus sekolah atau anak tidak bisa bersekolah.
Enos mengatakan, harus ada kajian khusus untuk mengevaluasi problem anak putus sekolah di OKU Timur. Jika masalahnya adalah biaya dan rendahnya ekonomi keluarga. Maka pemerintah harus menyiapkan skema pembiayaan untuk anak putus sekolah.
“Kenapa masih ada anak putus sekolah, bukannya sudah ada BOS dan anggaran untuk program lainnya. Jangan sampai ada anak putus sekolah di OKU Timur, karena ini adalah masalah yang sangat mendasar,” kata Enos, saat diwawancarai wartawan di Belitang, Sabtu (11/09).
Lebih lanjut, adik kandung Gubernur Sumsel Herman Deru ini juga mejelaskan, dirinya berkali-kali pun sudah menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan kualitas pendidikan ke depan jika kelak memimpin OKU Timur.
“Perbaikan sarana dan prasarana, penguatan anggaran untuk program peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru, juga penanganan anak putus sekolah. Semua itu bagian dari misi kami ke depan, tentu partisipasi publik sangat penting untuk pencapaian kualitas pendidikan,” jelasnya.
Enos menambahkan, peningkatan akses pendidikan memang harus diimbangi dengan alokasi anggaran yang besar. Namun menurutnya, jika alokasi anggaran sudah besar tapi tidak diserap sesuai kebutuhan dan tepat sasaran akan sia-sia.
“Peningkatan kualitas pendidikan adalah misi utama kami, semua problem pendidikan harus dikaji dengan rinci untuk mencari solusi yang tepat. Kita ingin OKU Timur menjadi daerah atau kawasan edukatif. Oleh sebab itu kita harus benahi satu-persatu problemnya,” pungkas Enos.