Beritaindonesia.id, SURREY– Kasus penularan virus corona semakin misterius. Meski tanpa gejala, seseorang bisa dinyatakan positif terkena penyakit COVID-19 itu.
Seorang pria di Surrey, Inggris, tertular virus Korona padahal tak punya riwayat kontak dengan pasien lain ataupun pergi ke luar negeri atau dengan siapapun yang berasal dari negara terdampak. Lalu bagaimana mungkin dia bisa tertular?
Dilansir dari Mirror, Minggu (1/3), para pejabat kesehatan setempat mencoba mencari tahu bagaimana seorang pria di Surrey menjadi pasien Coronavirus pertama yang terkena secara lokal di Inggris. Tidak seperti kasus positif Covid-19 lainnya di negara itu, pria yang tidak disebutkan namanya tidak melakukan perjalanan baru-baru ini.
Perburuan dan pelacakan kontak dengan pria tersebut sedang diupayakan untuk menghentikan penyebaran virus lebih lanjut. Apalagi sebelumnya seorang warga negara Inggris meninggal karena penyakit tersebut saat berada di kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Jepang.
Para ahli kesehatan mengatakan bahwa melacak asal-usul kasus virus Korona pada pasien di Inggris akan menjadi penting dalam mencegah penyebaran yang lebih luas. Profesor Virologi Molekuler di Universitas Nottingham, Jonathan Ball mengatakan penularan di Inggris selama ini menimbulkan gejala nyata. Misalnya dengan gejala yang sangat mirip dengan flu.
“Dan kasus kali ini, seseorang yang dites ternyata positif virus Korona tanpa ada kontak yang diketahui dengan siapa atau daerah yang terinfeksi atau kasus yang diketahui, bisa menandai babak baru penularan di Inggris. Dan akan sangat penting untuk memahami dari mana infeksi berasal untuk mencoba mencegah lebih banyak penyebaran luas,” tegas Ball.
Sebab gejala awalnya mirip seperti flu ringan yang ditularkan dari orang ke orang. “Itu berarti pria tersebut dapat dengan mudah tertular,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Ahli dan Associate Professor di University Leeds, Stephen Griffin. Penting untuk mengidentifikasi, mengisolasi, dan merawat orang yang terinfeksi, serta melacak kontak terbaru setiap pasien.
“Namun, saya menduga frekuensi wabah meningkat dalam beberapa minggu terakhir karena banyak orang dari negara terdampak datang,” tutur Stephen.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Edward Argar menyatakan keyakinannya bahwa penyakit ini dapat diatasi. Dia mengatakan kepada BBC Today Program 4 Radio BBC bahwa pihaknya masih dalam tahap menahan penyakit itu. “Kami telah cukup baik dalam menahannya sejauh ini,” tandasnya. (jpc/fajar)
