Beritaindonesia.id, TEHERAN– Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif bereaksi terhadap klaim Presiden AS Donald Trump yang menuduh negaranya sedang menyiapkan serang terhadap tentara atau aset AS di Irak.
Menanggapi hal itu, Javad Zarif menegaskan bahwa negaranya tidak pernah memulai perang, tetapi memberi pelajaran kepada mereka yang melakukannya.
Pernyataan Javad Zarif itu disampaikan dalam sebuah tweet, Kamis, 2 April. “Jangan disesatkan oleh penghasut perang biasa, lagi,” kata Javad Zarif dalam tweetnya seperti dilaporkan iranpress.
Dia mengatakan Iran memiliki teman, menambahkan bahwa tidak ada yang bisa memiliki jutaan “proksi”.
Pada Rabu, Trump menyebut Iran atau kuasanya merencanakan serangan terhadap pasukan AS di Irak. Kendati Trump belum menambahkan bukti tentang klaimnya.
“Berbeda dengan AS — yang secara diam-diam berbohong, menipu, dan membunuh — Iran hanya bertindak membela diri. Secara terbuka,” Zarif menekankan.
Penerbangan pesawat tempur, helikopter, dan drone AS meningkat di Baghdad selama beberapa hari terakhir.
Perdana Menteri Sementara Irak Adil Abdul-Mahdi dalam sambutannya pada 30 Maret yang dirilis ke media Irak, mencatat kekhawatirannya tentang laporan penerbangan tidak sah di dekat pangkalan militer Irak. Dia juga memperingatkan apa yang disebutnya “aksi pembalasan militer tanpa izin” di negaranya dan mengutuknya terlebih dahulu.
Berbicara tentang gerakan militer AS baru-baru ini di Irak, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran juga mengatakan tindakan ini bertentangan dengan apa yang telah diratifikasi di parlemen Irak. Itu merupakan pelanggaran kedaulatan Irak. Gerakan itu mengancam dan membahayakan wilayah tersebut.
Menyusul pembunuhan Letnan Jenderal Qasem Soleimani dan Abu Mahdi al-Mohandis di tanah Irak atas perintah pemerintah AS, Iran menanggapinya dengan menembakkan rudal ke sebuah pangkalan militer di mana pasukan AS ditempatkan.
Meskipun Trump mengatakan pada jam-jam setelah serangan bahwa tidak ada korban, Pentagon sejak itu mengkonfirmasi bahwa puluhan tentara menderita cedera otak traumatis dalam serangan itu. (fajar)