Beritaindonesia.id, MEKSIKO — Total 17 imigran Meksiko tewas tenggelam selama periode Januari hingga Mei tahun ini, saat mereka berupaya menyeberangi Rio Bravo di perbatasan antara Meksiko dan Amerika Serikat (AS).
Demikian dilaporkan Badan Migrasi Nasional (Instituto Nacional de Migración/INM) Meksiko pada Sabtu (13/6), seperti dilansir antara dari xinhua.
Empat jasad yang ditemukan oleh agen INM berasal dari Meksiko, dua dari Guatemala, dan satu dari Honduras. Pihak berwenang masih belum dapat menetapkan negara asal dari 10 jasad lainnya karena seluruh jasad itu tidak memiliki karakteristik pengidentifikasian, ungkap INM.
INM melaporkan bahwa para korban itu meliputi 16 laki-laki dan satu perempuan, yang semuanya berusia dewasa. Sembilan kasus di antaranya tenggelam di bagian sungai yang berbatasan dengan Negara Bagian Coahuila di Meksiko, sedangkan delapan lainnya tenggelam di bagian sungai yang berbatasan dengan Negara Bagian Tamaulipas.
Pada 2019, agen INM mengangkat 29 jasad migran dewasa dari sungai tersebut, dengan hanya sembilan orang yang teridentifikasi yang terdiri dari enam warga Meksiko, satu warga Honduras, satu warga Kuba, dan satu warga Belize.
Para ahli mengatakan kematian para migran di Rio Bravo atau di gurun sepanjang perbatasan yang sama meningkat selama satu dekade terakhir akibat arus masuk para migran yang semakin besarnya juga tingkat pengawasan yang semakin tinggi dari Amerika Serikat. (jpc/fajar)