Oleh Syamsari Kitta, Bupati Takalar, Peserta International Visitor Leadership Program (IVLP), Amerika Serikat
Beritaindonesia.id– Tidak terasa tiga pekan sudah kami berada di Amerika Serikat. Selama penghujung musim dingin, program IVLP telah membawa kami dari pantai timur, Washington DC, menuju negara bagian Pennsylvania, kemudian terbang melewati Ohio, Indiana, Illinois, hingga Kansas City di Missouri. Dari Kansas City, kami berpindah 1.350 km ke utara, lewat di antara Iowa dan Nebraska, kemudian tiba di North Dakota, di kota Minot. Sekitar 100 km ke utara adalah negeri tetangga, Kanada.
Selama tiga pekan itu, kami melihat bagaimana struktur dan tata kelola pemerintahan di AS, bagaimana hubungan antara pemerintah federal, negara bagian dan pemerintah lokal diatur. Dengan penduduknya yang berjumlah sekitar 330 juta orang, kami belajar banyak tentang bagaimana AS mengelola sumber daya manusia dan alamnya.
Tentu banyak hal yang bisa dikritisi dari AS sendiri. Misalnya, kecenderungan bangkitnya politik berdasarkan populisme. Masyarakat di seluruh dunia mungkin bisa mengecam tentang ini. Namun, perlu diakui cara AS menjunjung tinggi kebebasan berbicara, asal bisa dipertanggungjawabkan. Dengan begitu, pemerintah dikontrol dan rakyat dipandang memiliki hak yang sama untuk mengungkapkan pendapatnya.
Pertanyaannya, apakah negeri kita, Indonesia, bisa mencapai kemajuan seperti yang dicapai AS? Menurut pendapat kami, hal tersebut bukan hal yang mudah, namun bukan berarti pula sebagai hal yang mustahil. Kami meyakini bahwa Indonesia mampu meraih itu semua karena kita memiliki semua hal yang memungkinkan untuk maju, diantaranya:
Pertama, dari segi sumber daya manusia, Indonesia memiliki penduduk terbesar keempat di dunia. SDM sejumlah 280 juta jiwa ini adalah potensi yang luar biasa. Dari sisi ekonomi, jumlah sebesar itu adalah potensi tenaga kerja dan sekaligus sebagai pasar. Pekerjaan rumah utama kita adalah bagaimana meningkatkan kualitas dan daya saingnya. Ini bisa dicapai jika kita membangun sistem yang holistik untuk mendukungnya, dari sistem pendidikan hingga merancang UU yang pro rakyat.
Kedua, sumber daya alam, baik itu hasil pertanian maupun kandungan mineral. Perut bumi Indonesia mengandung minyak, timah, nikel, tembaga, bauksit, perak, emas dan gas alam dalam jumlah yang melimpah. Sejak dulu, kekayaan ini diperebutkan oleh berbagai bangsa. Kita belum bicara potensi laut, darat dan udara secara keseluruhan. Dalam jangka panjang, kita harus mewujudkan agar kekayaan ini dikelola oleh anak bangsa Indonesia sendiri dengan kompetensi level dunia. Namun bukan berarti kita menjadi anti bekerja sama dengan pihak luar. Tetap kita harus melakukan kolaborasi untuk kesejahteraan rakyat.
Ketiga, ilmu dan teknologi. Sebenarnya, tidak sedikit manusia Indonesia yang memiliki ‘nama’ dalam hal sains dan teknologi. Meski begitu, harus diakui bahwa menurut berbagai data, misalnya, kita hanya memiliki sekitar 45.000 orang doktor. India dan Cina masingmasing memiliki sekitar 600.000 doktor. Di AS sendiri, paling tidak ada 6 juta doktor. Implikasinya, SDM berkualitas dalam jumlah yang melimpah tersebut mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi.
Keempat, kemampuan dalam pertahanan dan keamanan. Indonesia memiliki sejarah yang panjang dalam menghadapi penjajah hingga mempertahankan kemerdekaan dengan fighting spirit yang luar biasa. Bahkan Indonesia saat ini berada pada posisi ke-16 dari 137 negara yang terindeks menurut Global Fire Power dengan personil militer aktif sebanyak 400 ribu orang dan 400 ribu orang lainnya personil cadangan. Apalagi jika kemampuan ini dilengkapi dengan teknologi militer tercanggih.
Kelima, negara dengan penerapan demokrasi yang cukup baik. Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, setelah India dan AS. Setelah runtuhnya Orde Baru, telah 22 tahun kita mencoba menegakkan demokrasi pasca Reformasi 1998. Meski terjadi pasang surut dalam penerapan demokrasi selama dua dekade tersebut, namun perlu diyakini bahwa kita telah berjalan menuju arah yang benar dalam menjamin kebebasan rakyat.
Paling tidak, lima hal inilah yang jika kita bertekad untuk menegakkannya, akan mengantarkan Indonesia sebagaimana cita-cita para proklamator kemerdekaan: rakyat yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Itulah kemajuan yang harus kita raih, dan sekali lagi kita harus meyakini bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk itu. (*/fajar)