Beritaindonesia.id, JAKARTA — Pemeriksaan sampel suspect corona tak hanya berpusat di Balitbangkes Jakarta. Khusus wilayah Kawasan Indonesia Timur (KTI) akan terpusat di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Makassar.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Korona, Achmad Yurianto menjelaskan, tim dari BTKLPP Makassar sementara mengukuti On The Job Training (OJT) atau magang di Balitbangkes. Tim kesehatan tersebut dilatih keterampilannya dalam menangani pemeriksaan sampel pasien suspect corona.
Khusus untuk kawasan KTI, ada dua kota yang disiapkan sebagai pusat pemeriksaan. Yakni, kata dia, adalah Makassar dan Manado. Khusus Makassar pemeriksaan sampel akan berpusat di BTKLPP yang memang sudah memiliki peralatan yakni PCR yang memang khusus untuk mendeteksi virus, salah satunya corona.
“Saat ini di Makassar alat itu baru ada di Balai kita yah. Untuk di rumah sakit Wahidin dan Rumah Sakit Unhas, kami konfirmasi belum ada alatnya,” beber pria yang menjabat sebagai Sesdirjen P2P Kemenkes ini kepada FAJAR, kemarin.
Pelatihan tim media sendiri akan berlangsung selama sepekan. Paling lambat, kata dia, pekan depan sampel pasien yang suspect khusus wilayah KTI tak perlu ke Balitbangkes di Jakarta. Cukup diperiksa di Makassar.
Dia mengakui, saat ini pemeriksaan sampel berupa lendir di hidung dan belakang tenggorokan memang masih berpusat di Balitbangkes. Mereka kerap menerima kiriman sampel dari rumah sakit, termasuk di Sulsel.
Selain karena faktor ketepatan dan akurasi, keterampilan tim pemeriksa juga menjadi pertimbangannya. “Memerika virus inikan harus hati-hati. Jangan sampai dikerjakan oleh mereka yang belum pernah memerika virus. Makanya ada OJT dulu,” jelasnya.
“Kami antisipasi saja, jangan sampai pemeriksaan menyebabkan penularan baru. Kemudian virusnya lepas ke masyarakat. Virus ini bio security nomor 2, periksanya tak boleh disembarang tempat,” dia mengimbuh.
Dia menambahkan, setiap hari, ada 500 sampel yang diperiksa oleh Balitbangkes dari berbagai daerah. Termasuk dari Sulsel. Saat ini, kata dia, sudah ada 2.300 spesimen yang masuk dan diperiksa oleh Balitbangkes.
Potensi bertambahnya pasien positif Korona pun masih berpotensi terjadi. Data terakhirnya, positif sudah mencapai 172 orang dengan jumlah yang meninggal sebanyak 5 orang.
Positif didominasi oleh beberapa daerah, yakni DKI Jakarta, Jatim, Jawa Tengah, dan Kepulauan Riau. “Nantinya akan terjadi penambahan pasien signifikan karena kontak tresing dan edukasi semakin gencar. Masyarakat susah waspada, jika ada gejala langsung memeriksakan diri,” tambahnya.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo mengatakan, status keadaan tertentu darurat untuk korona sebetulnya sudah ditetapkan sejak 28 Januari sampai 28 Februari. Sekarang diperpanjang lagu hungga 29 Mei.
Dia juga mendorong pemerintah daerah untuk menetapkan status siaga darurat, bagi wilayah yang masih nihil terinfeksi Korona. “Untuk daerah yang sudah terinfeksi seperti DKI misalnya, sudah harus status tanggap darurat,” tambahnya. (ful/fajar)