Beritaindonesia.id, JAKARTA– Komisi IV DPR RI meminta keseriusan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan kinerjanya. Kebijakan impor harus penuh perencanaan dan melalui kajian yang cermat. Tidak gegabah asal impor.
Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mengatakan, kebijakan importasi pangan seperti impor hortikultura, daging, unggas, hingga pangan bukan sesuatu yang tabu. Akan tetapi, harus didahului perhitungan yang cermat dan sesuai.
Importasi, kata dia, tidak bisa dilakukan dengan gegabah tanpa memperhatikan produksi nasional.
“Produksi pertanian dalam negeri juga harus dipacu,” ungkapnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kementan, kemarin.
Sejumlah kebijakan impor, diharap segera dievaluasi. Misalnya, impor daging kerbau beku. Selain harus dipastikan aman dikonsumsi, juga bisa berefek pada peternak lokal. Usahanya bisa tutup. Sebab, sudah masuk pasar.
Nah, Pemprov Jawa Tengah sudah menegaskan tidak akan menerima daging impor. Idealnya bisa diikuti provinsi lain.
“Saya tak ingin lagi mendengar ada impor tapioka. Impor kedelai. Harus ditata ulang. Jangan ada monopoli,” pintanya.
“Seperti seorang pengusaha informasinya dapat sejuta dari kuota dua juta. Tidak mungkin Kementan tidak tahu ini. Impor kedelai bukan dua juta. Ternyata lima juta ton,” tegasnya.
Diakuinya, ia harus berulang kali mondar-mandir ke ruang fraksi untuk klarifikasi. Termasuk soal pemberitaan-pemberitaan yang banyak muncul belakangan. Isunya banyak menyerempet komisi IV dan Kementan.
(Fajar)