Bakal Calon Bupati Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur) H. Lanosin Hamzah (Enos), bersilaturahmi dan berdialog langsung dengan warga di Kecamatan Belitang, Jumat (13/03).
Selama ini, Enos yang merupakan adik kandung Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru ini, mempunyai rutinitas kegiatan yaitu berkeliling dari desa ke desa untuk menyerap aspirasi dan mendengar langsung keluhan warga.
Di sela-sela dialog, Nur Syamsiah (44), salah seorang guru ngaji di di Kecamatan Belitang mengeluhkan kesejahteraan guru ngaji.
“Guru ngaji saat ini masih rata-rata hanya mendapatkan bisyaroh (gaji) 200 ribu sampai 250 ribu,” kata Syamsiah saat berdialog dengan Enos.
Selain itu, Syamsiah juga mengungkapkan, bahwa sarana dan prasarana pengajaran juga dianggap masih belum memadai. Syamsiah menjelaskan, jumlah santri yang ada di lembaganya tersebut sudah sangat banyak. Namun, dirinya resah dengan sarana dan prasarana yang belum memadai untuk menampung banyaknya santri.
“Kami menaruh harapan penuh kepada pemerintah di OKU Timur, khususnya kepada pak Enos yang akan maju sebagai calon Bupati. Semoga diberi amanah menjadi Bupati dan memperhatikan nasib para guru ngaji seperti kami,” harapnya.
Mendengar keluhan tersebut, Enos kemudian menyampaikan komitmennya ke depan untuk meningkatkan kesejahteraan para guru ngaji. Menurut Enos, mensejahterakan guru ngaji merupakan bagian dari memuliakan para pejuang agama.
“Inilah pentingnya berdialog langsung dengan masyarakat untuk menampung dan menyerap masukan juga aspirasi yang selama ini dikeluhkan. Termasuk keluhan para guru ngaji tersebut,” kata Enos.
Enos juga pun menyampaikan, jika kelak mendapat amanah untuk memimpin OKU Timur, dirinya akan berkordinasi dengan dinas atau pihak terkait untuk lebih memperhaikan kesejahteraan para guru ngaji.
Enos menambahkan, pemerintah mempunyai banyak anggaran di APBD, namun bagaimana anggaran di APBD tersebut bisa menyelesaikan problem daerah. Termasuk bagaimana pola penganggaran untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
“Kondisi guru ngaji memang masih dipandang sebelah mata. Ini yang harus menjadi perhatian, karena mereka para guru dengan ikhlas mengajarkan pendidikan Al-Qur’an tapi belum mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah. Ke depan kesejahteraan mereka harus kita perhatikan,” tandasnya.