Presiden Joko Widodo (Joko Widodo) memberikan sambutan dalam acara Kompas100 CEO Forum 2024 yang digelar di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Jumat (11/10/2024). Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan berbagai pencapaian pembangunan infrastruktur selama sepuluh tahun terakhir serta pentingnya hilirisasi dan konsolidasi nasional.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya kesabaran dan waktu dalam membangun IKN yang diproyeksikan menjadi pusat ekonomi baru Indonesia.
“Membangun sebuah ibu kota seperti Nusantara ini butuh waktu, butuh proses tidak hanya setahun, dua tahun, tiga tahun, ini bisa sepuluh tahun, bisa 15 tahun, bisa juga 20 tahun untuk menjadi sebuah ekosistem besar, ibu kota besar, negara besar Indonesia,” ujar Presiden.
Presiden juga mengungkapkan bahwa banyak infrastruktur yang telah dibangun selama sepuluh tahun, seperti jalan desa sepanjang 366 ribu kilometer, 6.800 embung, 14.700 pasar desa, 2.433 kilometer jalan tol baru, 53 bendungan baru dengan jaringan irigasi 1,2 juta hektare, dan 26 bandara baru serta 25 pelabuhan baru.
Presiden juga menekankan pentingnya hilirisasi bahan mentah agar nilai tambah dan kesempatan kerja tetap di dalam negeri.
“Hilirisasi ini harus total kita kerjakan, hilirisasi ini harus total kita kerjakan. Jangan biarkan bahan mentah itu kita kirim lagi ke luar negeri, kita ekspor ke luar negeri,” kata Presiden.
Selain itu, Presiden juga menyoroti potensi Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi global bersama dengan Cina dan India, serta menggarisbawahi pentingnya membangun country image untuk menarik investasi global.
“Yang kita bangun sekarang ini selama sepuluh tahun kita semuanya berusaha ini adalah global trust, kepercayaan yang kita bangun ini. Sehingga muncul sebuah persepsi yang baik terhadap negara kita, Indonesia,” pungkas Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kegiatan tersebut adalah Ketua MPR RI Ahmad Muzani, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, Pj Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik, CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama, dan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Darmawan Prasodjo. (KS/DNS)