Presiden Joko Widodo mendorong agar aspek pencegahan diutamakan dalam penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang beberapa kali terjadi di sejumlah wilayah. Hal tersebut disampaikan Presiden dalam keterangan persnya di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, pada Jumat, 21 Februari 2020.
“Saya kira memang yang paling penting adalah pencegahan. Satu api padamkan,” kata Presiden.
Kemarin, Presiden sempat meninjau posko penanganan karhutla Provinsi Riau di Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru. Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menyimak dashboard untuk memantau dan menangani karhutla secara terukur, terstruktur, dan efisien.
“Kalau melihat penanganan sekarang sudah berbeda. Artinya yang saya lihat kemarin, disampaikan oleh Kapolda Riau baru satu saja (titik api) muncul, sudah ketahuan di mana, kemudian dilakukan apa, oleh siapa, sudah kelihatan semuanya,” jelas Presiden.
Sistem dalam dashboard tersebut menggunakan empat teknologi satelit sebagai alat pengindera untuk mendeteksi titik api, yaitu Noah, Aqua, Terra, dan satelit dari Lapan. Dengan pemanfaatan teknologi tersebut, kemunculan titik api bisa secara cepat diketahui untuk kemudian ditangani oleh petugas di lapangan.
“Jadi muncul satu, langsung padam. Muncul satu, padam. Jangan sampai satu dibiarkan muncul, dua muncul, sepuluh muncul kemudian tidak tertangani,” tandasnya.
Untuk diketahui, Riau merupakan salah satu daerah yang tercatat mengalami karhutla dengan cakupan wilayah cukup luas. Berdasarkan data dari Sipongi Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sepanjang Januari hingga 15 September 2019 telah terjadi kebakaran seluas 328.724 hektare di Indonesia. Dari jumlah tersebut, luas area yang terbakar di Riau mencapai 49.266 hektare.