Beritaindonesia.id, JAKARTA – Anggota DPR RI asal Kalimantan Timur, Irwan kembali menyoroti cara pemerintah menangani virus Corona.
Dia bahkan membandingkan cara dua presiden RI terakhir, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo atau Jokowi dalam menangani wabah yang pernah melanda Tanah Air.
Politikus Demokrat itu awalnya mengutip tulisan Dahlan Iskan berjudul “Lukas Lock”. Dalam tulisannya, mantan Menteri BUMN menyebut bahwa hancurnya ekonomi belum penting dibicarakan.
Penyelamatan nyawa manusia yang harus diutamakan. Untuk apa ekonomi baik kalau semua manusianya meninggal dunia.
“Demikian nukilan tulisan Dahlan Iskan berjudul Lukas Lock. Keadaan itu tampaknya mendeskripsikan penanganan pandemik wabah Corona di Indonesia. Penyelamatan ekonomi cenderung ditonjolkan. Meski kekhawatiran lain juga dirasakan,” ucap Irwan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/2).
Harus diakui bahwa kondisi global sedang diserang persoalan serius. Perang dagang terjadi.
Harga minyak pun mengalami krisis. Ditambah lagi pandemik wabah Corona. Kini, tiga masalah itu terjadi bersamaan.
“Betapa krisisnya dunia. Babak belur sudah. Lantas Indonesia siap? Pemimpin yang tak selalu gagap dinanti untuk carikan solusi. Pun juga ujian bagi pemimpin Indonesia. Di masa depan. New leader,” tutur ketua DPP Demokrat itu.
Jauh sebelum ingar bingar penyakit COVID-19, kata Irwan, sudah pernah ada berbagai wabah penyakit menular yang merebak di Indonesia.
Sebut saja Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada 2002, flu burung pada 2005, flu babi (swine flu) yang menjadi pandemi pada 2009.
Ada pula Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) pada 2012. Penyebaran polio bersamaan virus ebola pada 2014 pernah terjadi hanya dalam 20 tahun terakhir.
Pada era itu, ucap Irwan, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono berfokus pada penyelamatan rakyat.
Bukan hal lain, ekonomi misalnya. Buktinya, tanggap cepat mitigasi. Hasilnya pun minim risiko penyebaran.
Soal ekonomi, ada kemiripan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Kala itu kasus wabah SARS juga melanda di tahun 2012 dan di tahun ini hantaman wabah corona menjadi penyebab.
“Tapi apa? Pak SBY waktu itu lebih memilih fokus terhadap keselamatan rakyat. Pemimpin saat ini (Jokowi-red) tampaknya bertolak belakang. Hanya kampanye ‘Jangan Panik’ yang disebarkan pemerintah tanpa berpikir mencari jalan keluar,” sebut Anggota Komisi V DPR ini.
Irwan menambahkan bahwa langkah tegas yang diterapkan salah satu pemimpin di kawasan Asean, Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte, dalam mencegah penyebaran virus Corona bisa dicontoh. Kota Manila pun di-“lock down”.
“Presiden dikenal jenggo itu pun tanpa pikir panjang. Semua demi keselamatan rakyat Filipina dan dunia pada umumnya. Selain itu, pemerintah wajib sediakan informasi Wabah Corona secara akurat,” jelasnya.
Sementara di Indonesia, Irwan melihat banyak informasi tentang virus Corona beredar.
Tetapi tak banyak informasi yang memandu dan apalagi ruang komunikasi yang interaktif yang memungkinkan warga berkonsultasi.
“Berita Wabah ini masuk informasi publik kategori serta merta pasal 10 UU Keterbukaan Informasi Publik, maka menjadi kewajiban pemerintah sebagai badan publik untuk menyediakan informasi yang transparan dan mudah diakses,” tandasnya. (jpnn/fajar)