Beritaindonesia.id, JAKARTA- Pegiat media sosial, Denny Siregar memberikan kritikan terhadap kinerja Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).
Terlebih BRTI dianggap tidak tegas terkait masih maraknya SMS spam yang diterima para pelanggan seluler, meskipun telah diterapkannya program registrasi ulang SIM Card prabayar dua tahun lalu.
“Udah berlangsung tahunan, orang udah pada resah, nunggu gerakan @aduanBRTI.. Eh, pas gerak, cuman buka suara doang. Curuttttttttt….,” kata Denny di akun Twitternya, Kamis (24/9/2020).
Keluhan atas banyaknya sms spam, seperti penawaran modal usaha, investasi, penipuan, hingga soal pencarian jodoh ikut disampaikan politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
“SMS sialan begini bisa puluhan yg masuk tiap haru. Ampun..!! Brisik..!,” ungkapnya, di kolom komentar cuitan Denny Siregar.
Sebelumnya, Komisioner BRTI I Ketut Prihadi Kresna menjelaskan SMS yang dikirimkan oleh operator bisa terdiri atas, SMS yang yang tidak terkait langsung dengan layanan yang dimiliki pelanggan dan SMS yang terkait langsung dengan layanan yang dimiliki pelanggan.
Khusus untuk SMS yang tidak terkait dengan layanan, BRTI hanya meminta operator menyiapkan layanan opt-in yaitu jika pelanggan tetap ingin dikirimkan SMS sejenis. Dan opt-out yaitu pilihan jika pelanggan tidak lagi menginginkan SMS sejenis.
BRTI sendiri telah menyediakan saluran akun Twitter @aduanBRTI, berupa akun resmi untuk menampung/menerima pengaduan layanan telekomunikasi, SMS SPAM, termasuk namun tidak terbatas pada penipuan, penawaran yang tidak dikehendaki dan SARA.(msn/fajar)
(Fajar)