Beritaindonesia.id, JAKARTA — Mantan Anggota DPR itu mengaku rindu akan kritikkan duo pimpinan DPR 2014-2019 Fahri Hamzah dan Fadli Zon.
Menurut Pramono politik di Senayan membutuhkan oposisi.
“Tapi kalau stabilitas politiknya dirangkul dan betul-betul stabil, tidak ada dinamika, kritik, sebetulnya juga tidak baik. Karena salah satu kelemahan bangsa timur, kalau tidak ada oposisi, tidak ada yang mengkritik, maka yang mengkritik, yang menjadi musuh biasanya temannya sendiri,” kata Pramono blak-blakan.
Ia berterus terang kadang mengecek twitter Fahri Hamzah, Fadli Zon, atau Rocky Gerung untuk mendapatkan informasi kritikan.
“Bahkan, kadang-kadang ketika di berita enggak ada, saya sampai cari Twitter-nya Pak Fahri, Pak Fadli, Rocky Gerung, kenapa kok enggak bersuara yang membuat kita bergairah,” ujar Pramono diiringi gerrr beberapa tamu undangan yang hadir dan tepuk tangan.
Sebagai informasi, saat ini 74 persen parlemen merupakan koalisi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dengan dukungan mayoritas, kritik kurang bergaung dari parlemen untuk pemerintah.
“Sekarang ini pemerintah 74 persen dukungan di parlemen. Kalau tidak ada partner tidak ada mitra, tidak ada yang mengawal, tidak ada yang mengontrol, tidak ada yang mengkritisi, maka saya pribadi kehilangan orang-orang seperti Fahri Hamzah, Fadli Zon untuk mengkritisi pemerintahan ini, karena itu menjadi vitamin,” ujar Pramono.
Pramono berharap ke depan masyarakat tak segan mengkritik pemerintah.
Sebab, menurut dia, sinergitas dan kolaborasi antara lembaga masyarakat sipil dan pemerintah sangat dibutuhkan.
“Ruang publik harus dibuka seluas-luasnya. Kritik harus diberikan karena saya meyakini sebuah pemerintah yang baik adalah pemerintah yang dikritik dengan keras, tanpa kritik tidak menjadi vitamin, tidak akan bisa,” demikian Pramono. [dzk/jpg]