Beritaindonesia.id,JAKARTA — Presiden RI Joko Wododo (Jokowi) mengatakan, bukan perkara mudah mengendalikan wabah Covid-19, tetapi perekonomian tetap berjalan. Pandemi telah membuat banyak kegiatan ekonomi menjadi sulit.
“Kita tahu semuanya keadaan sekarang adalah keadaan yang tidak mudah. Keadaan yang sangat sulit bagaimana mengendalikan Covid-19 dan ekonomi ini supaya berjalan beriringan, bukan hal yang mudah,” ujarnya melalui virtual, Kamis (23/7).
Menurut Jokowi, dinamika berubah begitu cepat. Tiap bulan muncul kondisi baru yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.
Jokowi menyampaikan, setiap bulan dirinya berkomunikasi dengan Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengetahui kondisi ekonomi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. “3 bulan yang lalu saya telpon kepada managing directornya IMF, dia mengatakan kepada saya, Presiden Jokowi kemungkinan tahun ini ekonomi global akan minus 2,5 dari yang sebelumnya 3 sampai 3,5 plus. sekarang diperkirakan tahun ini minus 2,5 persen,” ungkapnya.
Namun, keadaan berubah sebulan berikutnya. IMF mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan tumbuh minus 5 persen.
Kemudian, dua minggu yang lalu dirinya mendapat kabar dari OECD bahwa perekonomian ekonomi dunia kemungkinan akan terkontraksi 6 persen -7,6 persen.
“Gambaran apa yang ingin saya sampaikan? bahwa setiap bulan selalu berubah-ubah. Sangat dinamis dan posisinya tidak semakin mudah, tetapi semakin sulit. Minus 2,5 ganti sebulan berikutnya minus 5 persen. Satu bulan berikutnya minus 6 sampai minus 7,6 persen,” ucapnya.
Berdasarkan kabar terakhir dari OECD, terlihat di beberapa bahwa pertumbuhan ekonomi semua negara akan terkoreksi. Perancis akan tumbuh -17 persen, Inggris -15 persen, Jerman -11 persen, Amerika Serikat -9,7 persen, Jepang -8,3 persen, sedangkan Malaysia -8 persen.
“Bayangkan, isinya hanya minus, minus minus, minus, minus. Dan minusnya itu adalah dalam posisi yang gede-gede seperti itu,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi menambahkan, Indonesia sendiri masih mencapai pertumbuhan positif pada kuartal-I meski terjadi koreksi cukup dalam dibandingkan periode sama pada tahun-tahun sebelum pandemi. Yang biasanya bisa mencapai 5 persen, kemarin hanya tumbuh 2,97 persen.
“Tapi di kuartal-II kita sudah akan jatuh minus. Kita harus ngomong apa adanya. bisa -4,3 persen sampai -5,” tuturnya.(jpc)
(Fajar)