Beritaindonesia.id, TEHERAN– Iran telah membentengi diri dengan sistem pertahanan rudal permukaan ke udara buatan Rusia S-300 di fasilitas pengayaan uranium Fordow. Media negara itu melaporkan seperti dikutip iranian, Jumat, 14 Maret.
“Prioritas utama kami adalah melindungi fasilitas nuklir Iran dalam keadaan apa pun,” kata Brigadir Jenderal Farzad Esmaili, komandan pasukan pertahanan udara Pengawal Revolusi Islam (IRGC), kepada TV pemerintah.
Esmaili tidak mengatakan apakah sistem pertahanan rudal itu baru beroperasi, namun komandan IRGC mengatakan bahwa, “Hari ini, langit Iran adalah salah satu yang paling aman di Timur Tengah,” tandasnya.
Situs Fordow, terletak sekitar 100 km selatan ibu kota Teheran. Fasilitas nuklir itu belum memperkaya uranium sejak perjanjian nuklir antara Iran dan enam kekuatan internasional mulai berlaku pada Januari.
Kesepakatan itu ditandatangani pada 2015 dan ditujukan untuk mengekang program nuklir Iran. Sebagai gantinya, Teheran dijanji pencabutan sanksi yang telah menghambat pertumbuhan ekonomi.
Kontrak untuk mengirimkan S-300 ke Iran ditunda pada 2010 oleh Presiden Rusia Dmitry Medvedev saat itu karena sanksi PBB yang dijatuhkan pada Iran.
Moskow mengatakan pada saat itu bahwa pengiriman sistem pertahanan rudal, akan mengganggu keseimbangan kekuasaan di kawasan itu dan meningkatkan ketegangan.
Kontrak itu dihidupkan kembali pada April 2015 oleh Presiden Vladimir Putin setelah Iran dan enam kekuatan utama dunia menandatangani perjanjian nuklir, yang membahas kekhawatiran tentang Teheran yang berpotensi melakukan terobosan yang akan memungkinkannya memproduksi senjata nuklir.
Pada Mei, Iran mengumumkan mereka telah menerapkan sistem pertahanan S-300 di Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Anbia.
Situs Fordow sendiri dibangun 90 meter di bawah gunung. Lokasinya terungkap oleh Barat pada 2009.
Pengerahan itu dilakukan hanya seminggu setelah Teheran meluncurkan kompleks pertahanan udara Bavar-373 di sebuah pameran militer. Sistem ini dikembangkan sebagai alternatif dari S-300 dan akan mulai diproduksi akhir tahun ini.
“Kami tidak bermaksud membuat S-300 versi Iran. Kami ingin membangun sistem Iran, dan kami membangunnya,” kata Menteri Pertahanan Iran Hossein Dehghan. Senjata itu berhasil diuji coba untuk pertama kalinya pada Agustus 2014. (fajar)