Beritaindonesia.id – Pengamat Transportasi, Ridwan Kurniawan menyambut baik dan apresiasi atas gagasan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang tengah mewacanakan transportasi massal baru untuk masyarakat. Menurut Ridwan gagasan tersebut bakal jadi satu lompatan besar dalam sejarah transportasi masal di Indonesia.
“Saya mengamati sejak awal Budi Karya ini memang memiliki konsen dan komitem dalam membangun sistem transportasi yang modern di Indonesia. Ini sangat visioner, konsep baru yang bakal jadi lompatan dalam moda transportasi masal kita,” ungkap Ridwan saat dihubungi Indopolitika.com, Rabu (28/04).
Ridwan menjelaskan, setelah ada MRT dan LRT, kemudian tengah dikaji terkaot pengadaan transportasi massal Autonomous Rail Rapid Transit (ART). Ini menunjukkan komitmen kuat Budi Karya dalam membangun transportasi di Indonesia.
“Saya yakin kedepan transportasi kita akan semakin baik dan bergerak ke arah yang lebih canggih, modern dan ramah lingkungan,” imbuhnya.
Diketahui, Menhub Budi Karya tengah mengkaji kereta api tanpa rel atau ART. Menurut Menhub, transportasi ART merupakan transportasi ramah lingkungan yang menggunakan listrik sebagai daya pendorongnya.
“Ini dalam rangka upaya pemerintah mengambil lompatan kendaraan ramah lingkungan menjadi kebutuhan. Salah satu jenis kendaraan yang ramah lingkungan dan energi adalah ART. Berpotensi diterapkan di Indonesia kita sebut trem autonomous,” ujar Menhub dalam sebuah Webinar, kemarin.
Menhub menjelaskan, transportasi ART merupakan gabungan antara bus dan kereta LRT. Ia melanjutkan, ART memiliki bentuk seperti kereta LRT, namun sistem operasional tanpa rel, seperti bus memiliki jalur tersendiri.
Adapun negara-negara yang sudah menggunakan transportasi ART ini diantaranya, China, Australia, hingga Jerman.
“Trem autonomous merupakan moda berbentuk LRT tapi nggak beroperasi menggunakan rel. Tapi pakai ban yang dipandu oleh lintasan,” ucap Menhub.
Namun demikian, tutur Menhub, penggunaan transportasi tersebut masih dalam kajian terkait regulasi hingga persiapan infrastruktur pendukung operasional.
“Tataran pelaksanaan didukung kesiapan regulasi dan aturan seperti elektrifikasi. Kemudian sistem operasi secara teknis. Pembiayaan manajemen resiko. Serta hal teknis lain peta jalan serta penyediaan infrastruktr mengisi daya listrik. Harus diharmonisasi lintas kementerian,” urainya.
Kepala Badan Litbang Kemenhub Umar Aris menambahkan, terdapat tiga daerah yang akan dijadikan pilot project dalam penggunaan transportasi ART ini.
“Ada tiga kota yang dijadikan pilot project, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar. Tidak mustahil juga kita gunakan di Ibu Kota Negara Baru,” pungkas Umar. [dbm]