Beritaindonesia.id, JAKARTA– Aktivis 1998, Haris Rusly Moti mengungkapkan rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah melenceng dari semangat demokrasi.
Haris menyoroti penggunaan intelijen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Terlebih setelah Undang-undang Cipta Kerja disahkan di DPR.
“Sobat, intelijen itu tak bermain di akibat, tapi bermain merekayasa sebab. Pemerintahaan @jokowi sudah masuk dalam perangkap instabilitas sosial & kerusuhan konstitusi.” Tulis Rusly di akun Twitter @motizenchannel, Sabtu (17/10/2020).
Rusly bahkan menyebutkan oknum yang bertanggung jawab atas kerusuhan yang terjadi selama demo penolakan UU Ciptaker adalah mereka yang mengusulkan aturan sapu jagat tersebut.
“Sebabnya ya pengesahan UU Omnibuslaw di zaman lockdown se dunia. Siapa inisiator nya? Dialah dalang kerusuhan.” Ungkapnya.
Sebelumnya, Rusly juga menyoroti penangkapan aktivis sekaligus deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat. Terutama saat mereka diborgol lengkap dengan baju tahanan usai ditetapka tersangka memantik emosi aktivis Haris Rusly Moti.
“Sobat, dikiranya negara hanya milik dia (penguasa) saja, hanya karena pegang hukum dan pegang duit,” kritik Haris Rusly menanggapi penahanan Syahganda dkk, Jumat (16/10).
Sebagai seorang aktivis yang turut menumbangkan pemerintahan orde baru, ia pun merasa sedih melihat rekan sejawatnya diperlakukan layaknya pelaku kriminal berat.
“Sangat sakit dan perih rasanya menyaksikan dua sahabat saya diborgol tangannya dan dikenakan rompi oranye kayak Djoko Tjandra (terdakwa kasus pengalihan hak tagih Bank Bali),” tandas Haris Rusly. (msn/fajar)
(Fajar)