Beritaindonesia.id – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada bukti kuat yang menunjukan bahwa hewan, khususnya hewan kesayangan sebagai sumber penularan COVID-19.
Hal ini menanggapi pemberitaan dan informasi yang beredar di masyarakat tentang potensi penularan COVID-19 atau virus corona dari hewan ke manusia.
“Sudah ditegaskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE), bahwa penyebaran COVID-19 terjadi dari manusia ke manusia dan belum ada bukti yang kuat bahwa hewan dapat menyebarkan penyakit ini,” jelas Dirjen PKH Kementan I Ketut Diarmita dalam keterangannya, Jumat (13/3/2020).
Oleh karena itu, Ia berpesan agar masyarakat tidak khawatir untuk memelihara hewan kesayangan seperti kucing dan anjing, dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kesejahteraan hewan, seperti membuang atau menerlantarkan hewan kesayangannya.
Ketut juga meminta agar masyarakat terus menjaga kesehatan hewan miliknya dengan memastikan penyediaan pakan dan minum yang sehat serta mencukupi, termasuk memastikan kesehatannya dengan berkonsultasi ke petugas kesehatan hewan.
“Saat menangani hewan, pastikan mencuci tangan dengan air menggunakan sabun sebelum dan setelah kontak dengan hewan,” pesannya.
Hal tersebut penting menurutnya, sebagai bagian dari penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sementara itu, Ketua Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, dan Karantina Hewan mengatakan, berdasarkan laporan dari otoritas pemerintah yang membidangi kesehatan hewan di Hongkong, telah ditemukan kasus positif lemah pada anjing milik pasien positif COVID-19, dan anjing tersebut tidak menunjukan gejala sakit.
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa sampai saat ini tidak ada bukti penularan COVID-19 dari hewan ke manusia. “Penularan COVID-19 saat ini terjadi dari manusia ke manusia, fakta awal yang menunjukkan keterkaitan dengan satwa liar, dalam hal ini kelelawar masih dalam penelitian lebih lanjut,” tegasnya.
Lebih lanjut, Dirjen PKH pun menegaskan kembali bahwa situasi COVID-19 berkembang dengan cepat dan infomasi terus bertambah berdasarkan hasil kajian yang dilakukan di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Sebagai bentuk kewaspadaan, tambahnya, Kementan bersama Kemenkes dan KLHK dengan dukungan FAO telah melakukan surveilans triangulasi untuk memonitor peredaran berbagai virus terutama di hewan domestik dan satwa liar, serta kaitannya dengan manusia.
“Apabila ada data/informasi terbaru terkait COVID-19 dari aspek kesehatan hewan, kita akan segera sampaikan ke masyarakat,” pungkasnya. [rif]