Beritaindonesia.id, JAKARTA — Partai Demokrat mengecam kebijakan pemerintah yang kembali menjebloskan mantan Menkes Siti Fadilah Supari ke Rutan Pondok Bambu, Jakarta.
Direktorat Jenderal Pemasyarakat Kementerian Hukum dan HAM menganggap wawancara Deddy Corbuzier dengan Siti Fadila Supari menyalahi prosedur.
Andi Arief menilai pengembalian eks Menkes era Presiden SBY itu menunjukkan ada persepsi tidak seragam soal kedaruratan wabah Corona atau Covid-19 yang terjadi saat ini.
“Mengembalikan Siti Fadilah Supari ke penjara Pondok Bambu menunjukkan ada persepsi tidak seragam soal kedaruratan wabah corona saat ini yang sudah menyebabkan 50 orang positif tertular di penjara Pondok Bambu,” papar Andi Arief dalam siaran pers yang diterima fajar.co.id, Rabu (27/5/2020).
Ketua Bappilu Partai Demokrat itu kemudian menyebut bahwa sepantasnya Siti Fadilah yang kini berusia 70 tahun lebih, dibebaskan dari jeruji besi. Melihat usianya yang sudah uzur dengan penyakit bawaan serius, di mana dengan mudah terpapar virus.
Selain itu, Andi Arief juga menganggap Siti Fadilah bukan seorang koruptor atau penjahat besar yang bisa mengancam stabilitas keamanan negara.
“Corona yang sudah menyebabkan 50 orang positif di Penjara Pondok Bambu. Ada baiknya Menteri Yasonna Laoly gunakan diskresi terhadap seorang ibu berusia lebih 70 tahun dengan berbagai penyakit bawaan yang berpotensi terpapar corona di penjara. Ibu Siti Fadilah bukan koruptor dan penjahat besar. Ada banyak jasanya dalam sistem kesehatan Indonesia,” tegas Andi.
Lebih lanjut, ia menekankan pemerintah tidak merasa berkuasa dan lebih mampu menghadapi wabah corona. Sebaiknya melibatkan ahli yang berkompeten dalam penanganannya, termasuk Siti Fadilah.
“Saya hanya ingatkan, kita semua adalah sasaran dari wabah corona, seharusnya kita berjuang bersama melawannya, bukannya malah merasa lebih berkuasa dan lebih mampu menghadapi wabah ini,” tekan dia.
“Segera bebaskan Siti Fadilah, pakai ilmu dan pengalamannya untuk kepentingan kita semua, seperti yang pernah ia perjuangkan dan menang melawan wabah flu burung dan WHO dulu!” pungkas Andi. (endra/fajar)