Beritaindonesia.id, JAKARTA- Penangkapan terhadap sejumlah aktivis pacsa demo penolakan Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) oleh aparat kepolisian mendapat sorotan.
Kritikan terutama terkait penangkapan sejumlah aktivis Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Syahganda Nainggolan dan kawan-kawan yang dianggap tidak sesuai prosedur.
Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) Gde Siriana Yusuf bahkan menggalang dukungan solidaritas atas apa yang menimpa Syahganda Cs.
“Kepada kawan-kawan setanah air, aktivis atau bukan, tua muda, laki perempuan, mari kita galang solidaritas kita untuk @syahganda, @jumhurhidayat dan Anton Permana.” Tulis Gde di akun Twitternya, Kamis (15/10/2020).
Menurutnya, perbedaan pendapat dalam demokrasi tak seharusnya disikapi dengan aksi kriminalisasi.
“Perbedaan pendapat tidak boleh disikapi dengan memenjarakn org. Kecuali konstitusi sudah kalian buang ke comberan. Sila RT,” jelasnya.
Politisi Demokrat, Taufik Rendusara ikut prihatin atas tindakan represif kepolisian kepada sejumlah aktivis. Menurutnya, penangkapan aktivis tersebut beda jauh ketika pelaku kejahatannya dari kalangan pejabat.
“Mahasiswa digebukin. Aktivis dihina dina seperti teroris. Pertanyaannya, apakah ada anggota DPR yg digebukin dan dihina seperti teroris? Bidji! #dapse,” Ungkapnya.
Lain lagi dengan, mantan Aktivis 98, Haris Rusly Moti yang malah menyindir rekannya sesama aktivis yang kini duduk di DPR.
“Sobat, semoga teman-teman aktivis yang di parlemen maupun di pemerintahan tak terpanggil hati nurani nya menyaksikan gambar hoax di bawa ini. Penghinaan terhadap nilai nilai kemerdekaan berserikat dan berpendapat yg dulunya diperjuangkan.” Sindirnya.
(Fajar)