Beritaindonesia.id, JAKARTA — Kementerian Kesehatan masih menelusuri bagaimana seorang pasien positif kena virus corona (COVID-19) yang disebut sebagai kasus 27, bisa tertulari meski tidak pulang dari luar negeri ataupun tidak melakukan kontak dengan pasien lainnya.
“Pasien kasus laki-laki, 33 tahun, WNI, kondisi stabil, kami menduga ini ‘local transmission’ yang sedang kami ‘tracking’, bukan impor dan belum jelas bagian dan klaster yang lain,” kata Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes dan juga juru bicara penanganan corona di Indonesia, Achmad Yurianto, Selasa (10/3).
Hari ini, Yurianto mengumumkan penambahan delapan orang pasien positif COVID-19 setelah sebelumnya, sesuai data Kemenkes, sudah ada 19 orang yang dinyatakan juga positif sehingga total ada 27 pasien positif COVID-19 di Indonesia. Empat orang di antara mereka adalah warga negara asing (WNA).
“Kami sudah bertanya ke yang bersangkutan, yang pasti tidak berasal dari luar negeri, kemudian kami juga bertanya apakah ada temannya yang sakit? Yang bersangkutan ini masih belum jelas siapa temannya. Namun, tetap kami sebut siapa kira-kira orang-orang yang positif yang ada dan pernah kontak dekat dengan dia (pasien 27),” ucap Yuri.
Menurut Yuri, pihaknya masih menelusuri bagaimana pasien kasus ke-27 itu bisa terjangkit COVID-19. “Saat ini kami masih memberikan tanda tanya ‘local transmissionnya’ dari mana. Ini yang menjadi bagian pekerjaan kami,” ujarnya.
Dia juga memberikan imbauan kepada mereka yang tergolong ODP, yaitu warga negara Indonesia (WNI) atau warga negara Asing (WNA), yang masuk ke negara Indonesia dari negara yang terkonfirmasi di wilayahnya terjadi penularan COVID-19, yaitu Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, Italia dan Iran.
“Kami mengimbau kepada semuanya, baik dia orang dalam pemantauan (ODP), maupun yang bukan ODP, kalau sakit batuk, pilek, dan sebagainya, pakailah masker. Itu kuncinya, supaya pada saat dia batuk bersin, virus yang ada dalam tubuhnya, apa pun itu, entah itu COVID-19 atau yang lainnya, tidak tersebar,” kata Yuri.
Ia menambahkan bahwa upaya yang harus dilakukan adalah menjaga pola hidup bersih sehat (PHBS). “Ini saya minta menjadi sesuatu yang harus kita kedepankan dalam kaitan pengelolaan pencegahan penyakit COVID-19 ini,” ucap Yuri.
Sementara itu, kondisi 27 orang yang positif COVID-19, menurut Yuri, secara umum mengalami gejala ringan. “Kecuali beberapa yang memang memiliki komorbid (penyakit penyerta), ini yang menjadikan kondisinya menjadi berat,” katanya.
Yurianto juga menegaskan kapasitas pengetesan virus COVID-19 oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Kemenkes mencukupi.
“Kami juga datangkan lagi 10.000 kit untuk pemeriksaan sehingga tidak menjadi masalah untuk kita. Memang pekerjaan menjadi banyak, tetapi kapasitasnya masih mampu kami tangani. Jadi bukan menjadi sebuah kendala untuk kami dalam kaitan pemeriksaan lab,” katanya.
Yurianto hingga saat ini tidak mau menyampaikan lokasi perawatan ke-27 pasien COVID-19 tersebut maupun asal daerah mereka, termasuk asal negara WNA yang dinyatakan positif.
Sementara itu, hingga Selasa (10/3) pagi pukul 08.00 WIB terkonfirmasi di dunia ada 113.604 orang yang terinfeksi virus Corona dengan 4.013 kematian sedangkan sudah ada 63.651 orang yang dinyatakan sembuh.
Kasus di Tiongkok mencapai 80.753 kasus, di Italia 9.172 kasus, di Korea Selatan 7.478 kasus, di Iran 7.161. Tingkat kematian di Italia menjadi yang paling tinggi di luar Tiongkok yaitu 463 kematian dibanding kasus yang positif, sementara di Negeri Panda sendiri ada 3.136 orang meninggal dunia karena virus tersebut. Sudah ada lebih dari 90 negara termasuk Indonesia yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya. (antara/jpnn)
Berikut daftar 27 pasien corona di Indonesia:
Kasus 01 adalah perempuan berusia 31 tahun ia mengalami kontak langsung dengan warga negara Jepang yang menjadi kasus terkonfirmasi ke-24 di Malaysia.
Kasus 02 adalah ibu berusia 64 tahun yang merupakan mengalami kontak langsung dari kasus 01
Kasus 03 mengalami kontak langsung dari kasus 01
Kasus 04 mengalami kontak langsung dari kasus 01
kasus 05 merupakan seorang pria berusia 55 tahun, diketahui positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan dari penelusuran klaster Jakarta (kasus 01 dan 02)
Kasus 06 adalah pria 36 tahun, “imported case” dari Jepang selaku anak buah kapal Diamond Princess.
Kasus 07, perempuan, 59 tahun, kondisinya tampak sakit ringan sedang, stabil. Ini kasus ‘imported case’. Baru kembali dari luar negeri.
Kasus 08, laki-laki, 56 tahun, tertular dari kasus 07, menggunakan beberapa peralatan infus, oksigen karena sebelum kontak dengan kasus 07 sudah sakit lebih dulu yaitu diare ditambah riwayat diabetes. Ia dikategorikan sakit sedang-berat.
Kasus 09, perempuan, 55 tahun, imported case (datang dari luar negeri).
Kasus 10, laki-laki, 29 tahun WNA, tracing atas kasus 01
Kasus 11, WNA, perempuan 54 tahun, bagian dari “tracing” kontak kasus 01.
Kasus 12, laki-laki, 31 tahun, hasil tracing dari kasus 01.
Kasus 13, perempuan, 16 tahun ini juga tracing dari subklaster pasien nomor 03.
Kasus 14, laki-laki, 50 tahun imported case.
Kasus 15, perempuan, 43 tahun, imported case
Kasus 16, perempuan, 17 tahun, terkait kontak erat dengan pasien kasus 15
Kasus 17, laki-laki, 56 tahun, imported case.
Kasus 18, laki-laki, 55 tahun, imported case
Kasus 19, laki-laki, 40 tahun, imported case.
Kasus 20, perempuan, 70 tahun, WNI, bagian dari subklaster Jakarta.
Kasus 21, perempuan, 47 tahun, WNI, bagian dari subklaster Jakarta
Kasus 22, perempuan, 36 tahun, WNI, imported case
Kasus 23, perempuan, 73 tahun, WNI, imported case, kondisinya saat ini sedang menggunakan ventilator karena faktor komorbid.
Kasus 24, laki-laki, 46 tahun, WNI, imported case
Kasus 25, perempuan, 53 tahun, WNA, imported case
Kasus 26, laki-laki, 46 tahun, WNA, imported case
Kasus 27, laki-laki, 33 tahun, WNI, kondisi stabil, “local transmission” dan bukan berasal dari klaster yang sedang ditelusuri selama ini
(tim jpg)