Beritaindonesia.id, JAKARTA– Jelang bulan Ramadan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) diminta gencar mensosialisasikan produksi Obat Modern Asli Indonesia (OMAI).
“Saya melihat Badan POM belum ada pergerakan yang signifikan di daerah, padahal bulan puasa sudah dekat,” ujar Anggota Komisi IX DPR RI, Andi Ruskati dalam keterangan pers, Kamis (9/4/2020).
Andi Ruskati melihat banyaknya produsen obat tradisional rumahan belum memenuhi standar yang diperjualbelikan secara bebas.
Andi Ruskati mengatakan pentingnya sosialisasi kegunaan dan manfaat OMAI atau obat tradisional, mengingat dua pekan lagi umat Islam akan memasuki bulan suci Ramadan. Menurutnya, kondisi puasa akan membuat masyarakat membutuhkan sistem imunitas yang lebih tinggi dari hari-hari biasa.
Dengan demikian pengawasan obat menjadi sangat penting karena banyaknya obat rumahan yang beredar di tengah masyarakat tanpa diketahui standar kesehatannya.
“Bagaimana pengawasan terhadap maraknya produksi rumahan atas minuman untuk daya tahan dan jamu, karena 15 hari lagi akan masuk bulan Ramadan,” ujarnya.
Politisi Fraksi Partai Gerindra ini juga mengingatkan pentingnya ketersediaan obat dan multivitamin. Dikatakan, di daerah pemilihannya, sosialisasi dan edukasi soal Covid-19 dari pihak Kemenkes, terutama zona-zona merah penyebaran wabah ini belum memadai.
Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi IX DPR RI Fadholi yang meminta BPOM aktif mengedukasi masyarakat tentang jenis obat tradisional yang memiliki khasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mampu menangkal Covid-19.
Menurutnya, langkah tersebut juga diperlukan agar masyarakat semakin aware dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19. Tidak menutup kemungkinan masih ada masyarakat yang akan melakukan mudik di tengah pandemi Covid-19.
“Kalau memang ada ramuan tradisional yang bisa kita dioptimalkan, itu dalam bentuk apa dan jenisnya. Ini penting untuk dipublikasikan kepada masyarakat agar mengantisipasinya covid-19,” kata Politisi F-NasDem ini. (endra/fajar)