Beritaindonesia.id — Pengembangan Vaksin Merah Putih tengah dilakukan Lembaga Eijkman. Terdapat virus SARS-Cov-2 yang bermutasi dengan nama D614G. Lantas, apakah pengerjaan vaksin dapat tetap dilanjutkan?
Kepala Eijkman, Amin Soebandrio, pun memberikan pernyataan bahwa selama mutasi itu tidak memengaruhi protein yang berada dalam vaksin, pengembangan bisa terus dilanjutkan. Pasalnya, vaksin dibuat dengan target RBD (receptor binding domain).
“Perubahan mutasi ini, walaupun terjadi pada spike protein (protein lonjakan yang merupakan bagian dari virus) tapi terjadi pada lokasi yang berbeda. Sehingga RBD tidak terganggu, dan selama vaksin ini ditujukan terhadap RBD, maka tidak menggangu kinerja vaksin,” jelas dia dalam telekonferensi pers, Rabu (2/9).
Maka dari itu, selama tidak mempengaruhi struktur spike protein yang menjadi sasaran daripada vaksin, tidak perlu ada penyesuaian pada vaksin. Saat ini, mutasi tersebut pun masih terus dalam penelitian lebih lanjut.
“Kita tetap tidak boleh menganggap pandemi ini bisa diabaikan, karena kita tetap harus melakukan protokol kesehatan,” ucapnya.
Pihaknya pun sedang menggali daerah mana di Indonesia yang virusnya sudah bermutasi. Seperti diketahui, saat ini ada 5 kota yang virusnya strukturnya telah berubah.
“Informasi sementara, dari kajian-kajian yang belum dilaporkan, memang terindikasi adanya mutasi ini di virus-virus Korona yang lainnya,” terangnya.
Amin kembali menegaskan bahwa belum ada data ilmiah yang mengatakan virus Korona D614G ini jauh lebih berbahaya dan penyebarannya lebih cepat dibanding virus Korona. Jadi, vaksin dapat tetap diproduksi bahkan hingga dimanfaatkan oleh negara yang lain.
(Fajar)